Ads Top

RAMADAN, JUMLAH ANAK JALANAN KOTA TASIK MENINGKAT


KOTA, (KP).-
Kecenderungan orang untuk lebih banyak beramal termasuk memberikan sedekah pada Bulan Ramadan ternyata menjadi motivasi tersendiri bagi para anak jalanan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pengamen.
Menurut mereka, pendapatan dari ngamen di Bulan Ramadan jauh lebih besar dibanding hari-hari biasa. Kondisi tersebut tentu saja menjadikan jumlah anak jalanan semakin bertambah. Padahal keberadaan anak jalanan di Kota Tasikmalaya saat ini jumlahnya sudah cukup banyak dan diperkirakan telah mencapai ratusan anak jalanan.
Setiap harinya, mereka beraktivitas di berbagai tempat di Kota Tasikmalaya khususnya di berbagai perempatan atau sekitar lampu merah. Beberapa tempat yang biasa ditempati para anak jalanan di Kota Tasikmalaya antara lain Perempatan Citapen, Perempatan Jl. HZ Mustofa, Mesjid Agung, Mitrabatik, Rancabango, Sutisnasanjaya Pancasila, dan yang lainnya.
Di setiap titik tersebut, rata-rata diisi 10 hingga 20 orang anak jalanan dari berbagai kelompok umur mulai anak-anak, remaja maupun dewasa.
Pantauan “KP” di lapangan, dua orang pengamen Rama (11) dan Restu (9) terlihat bergegas menghampiri kendaraan roda empat yang berhenti sejenak di ruas Jln. dr. Sukarjo, Kota Tasikmalaya, Senin (23/7). Lagu-lagu masa kini seperti lagu milik band Wali dan ST 12 pun dilantunkan. Tak sedikit nyanyian anak itu diabaikan. Namun terkadang recehan hinggap di telapak tangan mereka.
Saat mereka kembali ke trotoar Rama terlihat sumringah, ia mendapatkan imbalan atas lagu yang dinyanyikannya. Sementara Restu sedikit menekuk mukanya, karena ia tak mendapat uang sepeser pun setelah berjibaku dengan lalu lalang kendaraan dan teriknya panas matahari siang itu. Rama merupakan teman Restu yang sudah empat tahun lebih awal mengamen di ruas jalan tersebut.
Rama menggeluti dunia bebas itu karena terbelit dengan masalah ekonomi keluarganya. Ia harus menghidupi dirinya sendiri sekaligus menabung buat masa depannya nanti karena ia tidak mau terus-terusan hidup di jalanan yang keras dan penuh risiko sepanjang hayatnya.
Rama pun memutuskan, akan mengamen hingga ia duduk di kelas III SMP. Rama yang memiliki dua adik yang masih kecil itu akan melanjutkan sekolah ke tingkat atas dan mungkin akan mencari penghasilan lain yang halal tanpa harus mengamen. Ia harus bertekad seperti itu karena kedua orang tuanya yang juga mengamen diyakini tidak bisa membiayai pendidikan dia hingga tingkat atas mengingat kedua adiknya pun masih menjadi tanggungan.
“Makanya saya ngamen biar bisa makan dan nabung buat nanti. Lumayan sehari dapet Rp 10.000-Rp 15.000 juga,” ucap siswa yang baru saja duduk di bangku kelas I SMP itu.
Saat ini, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Transmigrasi Kota Tasikmalaya mencatat sebanyak 390 anak jalanan yang mencakup balita dan anak sepanjang 2011 ini. Jumlah anak jalanan tersebut telah dilaporkan ke Pemprov Jawa Barat dalam rangka program Jabar Bebas Anak Jalanan Tahun 2013. E-13*** Sumber

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.