Ads Top

Kondisi Jalur Alternatif Parakanmuncang Rusak Parah


SUMEDANG, (PRLM).- Kondisi ruas jalan alternatif Parakanmuncang di Kec. Cimanggung-Jln. Warungsimpang di Kec. Pamulihan sepanjang 9,1 km, relatif banyak yang rusak parah.

Dari beberapa titik yang rusak, tingkat kerusakan yang parah terjadi di persimpangan Parakanmuncang, tepatnya di depan Pasar Cimanggung hingga di depan kantor Kecamatan Cimanggung sekitar 1 kilometer.

Dari pantauan “PRLM” di lapangan, kondisi jalannya bergelombang, banyak lubang dalam serta lapisan aspalnya sebagian besar terkelupas hingga terlihat lapisan batu dan kerikilnya.

Menjelang musim kemarau saat ini, kondisi jalannya berdebu karena hampir tiga minggu ini tidak ada hujan. Namun demikian, kalau pun hujan, jalannya becek dan banyak kubangan air.

Untuk lokasi lainnya, ada beberapa titik yang rusak. Sebagian besar, kondisi jalannya berlubang dan lapisan aspalnya terkelupas. Jalan berlubang, selama ini hanya ditambal tradisional oleh warga setempat dengan urukan tanah.

Kondisi itu sangat disayangkan, mengingat jalan tersebut merupakan jalan alternatif penting. Selain menjadi jalur alternatif mudik lebaran, juga menjadi jalan alternatif untuk menghindari kemacetan parah di jalan utama Bandung-Sumedang, terutama di depan Pasar Tanjungsari.

Walaupun jalan alternatif, namun setiap harinya lalu lintas kendaraannya cukup padat. Truk-truk besar dan bus pun, sering melewati jalur tersebut.

“Memang, kerusakan jalan alternatif Parakanmuncang ini sudah terbilang parah. Jadi sudah saatnya diperbaiki. Tapi nggak tahu, dari dulu rencananya mau diperbaiki, tapi sampai sekarang belum terlaksana juga. Nggak tahu kapan jalannya diperbaiki,” kata Enang, salah seorang warga Dusun Parakanmuncang, Desa Sindangpakuon, Kec. Cimanggung, Minggu (15/7).

Menurut dia, perbaikan jalan Parakanmuncang dinilai sangat penting. Meski jalan alternatif, namun arus lalu lintas kendaraannya cukup padat. Selain alternatif menghindari kemacetan di jalan utama Bandung-Sumedang di depan Pasar Tanjungsari, juga ada sejumlah pabrik.

“Tak heran, setiap pagi sekitar jam delapan dan siang hari sekitar jam dua, pasti macet. Selain karena banyak kendaraan lewat, juga jam masuk dan bubaran karyawan pabrik. Oleh karena itu, sudah selayaknya Jalan Parakanmuncang harus bagus sehingga perlu segera diperbaiki,” tutur Enang.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kab. Sumedang, Dr. Ir. Sujatmoko., tak memungkiri kerusakan jalan alternatif di Jln. Parakanmuncang-Warungsimpang sepanjang 9,1 km tersebut.

Hanya saja, dikarenakan anggarannya terbatas, sehingga upaya perbaikannya kurang optimal. “Tahun ini saja, anggaran perbaikannya hanya sekitar Rp 500-700 juta,” ujarnya.

Justru, menurut Sujatmoko, mengingat jalur alternatif Parakanmuncang itu banyak kepentingannya, sudah selayaknya statusnya ditingkatkan menjadi jalan provinsi atau jalan negara.

Selain menjadi jalur alternatif arus mudik, Bandung-Garut/Tasikmalaya via Wado (Sumedang), juga menjadi alternatif menghindari kemacetan di Tanjungsari. Pertimbangan lainnya, Parakanmuncang merupakan daerah perbatasan dengan Bandung, bahkan akan menjadi salah satu interchange tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan).

“Dari informasi juga, Polres Sumedang akan menerapkan one way (jalan satu jalur). Dari Sumedang-Bandung akan melewati jalur Parakanmuncang. Dari arah sebaliknya, akan disatujalurkan untuk mengurai kemacetan di depan Pasar Tanjungsari. Tentunya, one way itu perlu didukung oleh infrastruktur jalan yang memadai. Nah, dikarenakan Parakanmuncang banyak kepentingannya, sehingga sudah selayaknya dinaikan statusnya menjadi jalan provinsi, atau bahkan jalan negara. Polres pun sudah mendukung dan akan menyampaikannnya ke Polda. Nah, tahun ini kami juga akan mengusulkan lagi ke Gubernur. Tahun kemarin sudah diusulkan, tapi sayangnya ditolak,” ujar Sujatmoko.

Dikatakan, ketika statusnya sudah ditingkatkan menjadi jalan provinsi, dinilai cocok apabila kerusakan jalannya ditangani langsung oleh provinsi, sekaligus di-redesaign peruntukannya.

Hal itu, di antaranya meningkatkan kekuatan dan kualitas jalannya, termasuk dilengkapi rumija (ruang milik jalan). Terlebih, di jalan itu sering dilewati truk besar dan bus. “Kalau perbaikannya oleh Sumedang, sangat berat. Kecuali oleh provinsi, kan banyak anggarannya,” ujarnya. (A-67/A-89)*** Sumber

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.