IQ Anak Bisa Jongkok Gara-gara Tidurnya Ngorok
Jakarta, Anak yang tidurnya selalu ngorok jangan dianggap remeh, sebaiknya periksakan ke dokter agar bisa disembuhkan. Menurut penelitian terbaru, jika dibiarkan maka kondisi ini akan mempengaruhi kecerdasan serta prestasi anak di sekolah.
Ngorok pada anak sebenarnya bisa dianggap sebagai hal yang wajar asal tidak terus-terusan. Hampir semua anak pasti pernah ngorok setidaknya pada satu masa dalam hidupnya, baik saat sedang sakit maupun karena posisi tidurnya sedang tidak ideal.
Suara dengkuran saat tidur itu keluar ketika saluran udara menyempit. Penyempitan itu sendiri bisa dipicu banyak hal, misalnya tertekan atau karena otot pernapasan melemah sehingga turun ketika dipakai untuk berbaring dan terpengaruh gaya gravitasi.
Pada orang dewasa, ngorok sering dikaitkan dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau henti napas saat tidur. Dampaknya adalah, suplai oksigen ke paru-paru berkurang sehingga distrubusinya ke seluruh tubuh tidak lancar lalu memicu berbagai penyakit.
Tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, ngorok pada anak juga bisa berbahaya. Meski jarang ada anak kecil kena serangan jantung karena ngorok, namun dampaknya bisa dirasakan pada kemampun kognitif atau kecerdasannya dalam menangkap pelajaran di sekolah.
Penurunan tingkat kecerdasan terjadi karena otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup selama tidur. Padahal tanpa oksigen yang cukup, sel-sel otak tidak bisa berkembang dengan baik atau bahkan mengalami kerusakan dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Hal ini dapat dikaitkan dengan gejala pada anak yang sering tidak diperhatikan oleh profesional kesehatan. Tapi penting agar anak didiagnosa dan diobati, terutama karena kita tahu hal ini mempengaruhi IQ dan performanya di sekolah," kata para ilmuwan dari Melbourne Sleep Centre seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (18/7/2012).
(up/ir) Sumber
Ngorok pada anak sebenarnya bisa dianggap sebagai hal yang wajar asal tidak terus-terusan. Hampir semua anak pasti pernah ngorok setidaknya pada satu masa dalam hidupnya, baik saat sedang sakit maupun karena posisi tidurnya sedang tidak ideal.
Suara dengkuran saat tidur itu keluar ketika saluran udara menyempit. Penyempitan itu sendiri bisa dipicu banyak hal, misalnya tertekan atau karena otot pernapasan melemah sehingga turun ketika dipakai untuk berbaring dan terpengaruh gaya gravitasi.
Pada orang dewasa, ngorok sering dikaitkan dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau henti napas saat tidur. Dampaknya adalah, suplai oksigen ke paru-paru berkurang sehingga distrubusinya ke seluruh tubuh tidak lancar lalu memicu berbagai penyakit.
Tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, ngorok pada anak juga bisa berbahaya. Meski jarang ada anak kecil kena serangan jantung karena ngorok, namun dampaknya bisa dirasakan pada kemampun kognitif atau kecerdasannya dalam menangkap pelajaran di sekolah.
Penurunan tingkat kecerdasan terjadi karena otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup selama tidur. Padahal tanpa oksigen yang cukup, sel-sel otak tidak bisa berkembang dengan baik atau bahkan mengalami kerusakan dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Hal ini dapat dikaitkan dengan gejala pada anak yang sering tidak diperhatikan oleh profesional kesehatan. Tapi penting agar anak didiagnosa dan diobati, terutama karena kita tahu hal ini mempengaruhi IQ dan performanya di sekolah," kata para ilmuwan dari Melbourne Sleep Centre seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (18/7/2012).
(up/ir) Sumber
Tidak ada komentar: