Kelompok Pelukis Pinggiran Tasikmalaya, Pameran di Bali
MUNGKIN Tasikmalaya sebagai salah satu kota penting di wilayah Priangan Timur, telah tumbuh menjadi pusat perhatian berbagai kepentingan "strategis", yang berpengaruh terhadap berbagai dimensi dan kompleksitas kehidupan modern. Termasuk di dalamnya kepentingan strategis bagi perkembangan seni dan budaya. Sebagai daerah strategis, Tasikmalaya memiliki sumber daya manusia unggul dalam bidang seni rupa khususnya seni lukis.
Tercatat nama-nama besar lahir dan berproses di kota Tasik. Sebut saja misalnya, Acep Zamzam Noor. Beliau merupakan tokoh pelukis dan budayawan Tasik yang eksistensinya sudah diakui secara Nasional dan Internasional. Selain itu Iwan Kuswana dan Rukmini Yusuf Afandi, dua sosok pelukis Tasik yang keberadaanya tercatat manis dalam deretan pelukis Indonesia yang patut dibanggakan. Selain ketiga pelukis tadi, sosok Aten Warus, Heri Wiwalda dan Yoyo Sopyan menjadi motor para pelukis Tasik yang eksistensinya sudah dikenal luas masyarakat. Selain Pendidik Seni, mereka bertiga juga aktif menggerakan kegiatan-kegiatan kesenian, khususnya pameran seni lukis di Tasikmalaya.
Kehadiran beberapa seniman di atas, berpengaruh besar terhadap eksistensi dan perkembangan seni rupa khususnya seni lukis di Tasikmalaya. Kehadiran para seniman membawa angin segar perubahan dalam kualitas maupun kuantitas kegiatan berkesenian di Tasikmalaya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kegiatan seni lukis di Tasikmalaya menunjukan adanya peningkatan kegiatan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan makin berkembangnya kelompok-kelompok seni lukis (misalnya kelompok KSRT, Pelukis Pinggiran dan Silpa), maraknya penyelenggaraan pameran-pameran seni lukis, berdirinya Management Pingggiran Art Exibition Tasikmalaya, dan diresmikannya Gallery Seni Matahari Dept. Store Tasikmalaya.
Geliat kegiatan seni lukis di Tasikmalaya tersebut, nampaknya mendapat apresiasi positif dari pengelola Terasseni Art Space Gallery Ubud Bali. Oleh karenanya, secara khusus Gallery tersebut mengundang "Kelompok Pelukis Pinggiran Tasikmalaya" untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran lukisan yang bertajuk "Profil". Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 20 September s.d 5 Oktober 2012 di Terasseni Art Space Gallery Ubud Bali, dan diikuti oleh seniman dari tiga Kota yaitu Cimahi (Jawa barat), Tasikmalaya (Jawa Barat) dan Bali. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan terjalin komunikasi dan kerjasama yang lebih baik diantara seniman tiga kota tersebut. Selain itu, dalam pameran tersebut, diharapkan para seniman dapat mempresentasikan potensi daerah, melalui karya seni, dengan pendekatan yang sifatnya individualistik dengan perspektif, kreativitas, gaya, dan karakter masing-masing.
Untuk merespon undangan tersebut, Kelompok Pelukis Pinggiran mengadakan kerjasama dengan Management Pinggiran Art Exibition Tasikmalaya, untuk mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan pameran yang akan diikuti, termasuk di dalamnya memfasilitasi masalah akomodasi, transportasi dan publikasi kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, Managemen juga memfasilitasi kerjasama dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di Tasikmalaya, guna mendukung kelancaran dan kesuksesan kegiatan yang akan dilaksanakan. Salah satunya bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Tasikmalaya.
Kerja sama tersebut, merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam mengembangkan kegiatan kesenian di Tasikmalaya. Karena bagaimanapun juga, keberadaan seniman dan aktivitas yang dilakukannya, akan berpengaruh besar terhadap citra, eksistensi dan popularitas seniman dan daerah asal seniman itu sendiri.
Adapun Seniman Tasik yang akan ikut berpameran: Afrudin, Ahmad Supriono, Anang Rusmana, Aten Warus, Dede Wahyu (Dewa), Djoni Hartono, Fitri Gurnita Sari, Herman PG, Irfan, Jajang Purwanata, Lilis Rokhali Aten, Loeky Lukita, Nana Sutisna, Oyok ZK, Piyan Sopian, Soni Mandriana, Wildan M Ardiana, Yusa Widiana, dan Zulkarnaini.
Secara umum ke sembilan belas pelukis Tasik tersebut, mencoba menghadirkan karya lukis dengan tema yang beragam, dengan medium, teknik, ide dan interpretasi yang beragam pula. Dalam perspektif ini, para seniman berusaha untuk mengkomunikasikan hasil kreatifnya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, para seniman memiliki caranya sendiri-sendiri, karena wilayah penciptaan adalah private domain. Walaupun demikian, karya seni mereka tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya dinamika kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitar seniman itu berada. Dalam wilayah ini, para seniman telah mengembangkan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk dinyatakan. Selain itu, para seniman mempunyai ruang untuk mengembangkan interpretasi pribadinya dalam merespon fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melalui transformasi kreatif.
Dalam mentransformasikan ide dan gagasannya ke dalam karya, para seniman diharapkan mampu menjebatani apa yang ada dalam alam pikirannya menjadi karya yang dapat dipahami oleh masyarakat. Sehingga muatan pesan yang terkandung di dalamnya juga diapresiasi secara positif oleh masyarakat. Dengan demikian maka akan terjalin sebuah komunikasi timbal balik antara seniman dengan masyarakat. Walau demikian bukan berarti hal ini dimaksudkan untuk membuat keseragaman dalam berkarya, karena masing-masing seniman memiliki sudut pandang dan pendekatan yang berbeda-beda dalam mengolah materi dan gagasan seni. Selanjutnya diharapkan pula agar secara terus menerus para seniman melakukan eksplorasi dan gagasan seni yang orisinil, objektif, unik, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang lebih inovatif dan kreatif. Selamat berpameran!*** Sumber
Tercatat nama-nama besar lahir dan berproses di kota Tasik. Sebut saja misalnya, Acep Zamzam Noor. Beliau merupakan tokoh pelukis dan budayawan Tasik yang eksistensinya sudah diakui secara Nasional dan Internasional. Selain itu Iwan Kuswana dan Rukmini Yusuf Afandi, dua sosok pelukis Tasik yang keberadaanya tercatat manis dalam deretan pelukis Indonesia yang patut dibanggakan. Selain ketiga pelukis tadi, sosok Aten Warus, Heri Wiwalda dan Yoyo Sopyan menjadi motor para pelukis Tasik yang eksistensinya sudah dikenal luas masyarakat. Selain Pendidik Seni, mereka bertiga juga aktif menggerakan kegiatan-kegiatan kesenian, khususnya pameran seni lukis di Tasikmalaya.
Kehadiran beberapa seniman di atas, berpengaruh besar terhadap eksistensi dan perkembangan seni rupa khususnya seni lukis di Tasikmalaya. Kehadiran para seniman membawa angin segar perubahan dalam kualitas maupun kuantitas kegiatan berkesenian di Tasikmalaya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kegiatan seni lukis di Tasikmalaya menunjukan adanya peningkatan kegiatan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan makin berkembangnya kelompok-kelompok seni lukis (misalnya kelompok KSRT, Pelukis Pinggiran dan Silpa), maraknya penyelenggaraan pameran-pameran seni lukis, berdirinya Management Pingggiran Art Exibition Tasikmalaya, dan diresmikannya Gallery Seni Matahari Dept. Store Tasikmalaya.
Geliat kegiatan seni lukis di Tasikmalaya tersebut, nampaknya mendapat apresiasi positif dari pengelola Terasseni Art Space Gallery Ubud Bali. Oleh karenanya, secara khusus Gallery tersebut mengundang "Kelompok Pelukis Pinggiran Tasikmalaya" untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran lukisan yang bertajuk "Profil". Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 20 September s.d 5 Oktober 2012 di Terasseni Art Space Gallery Ubud Bali, dan diikuti oleh seniman dari tiga Kota yaitu Cimahi (Jawa barat), Tasikmalaya (Jawa Barat) dan Bali. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan terjalin komunikasi dan kerjasama yang lebih baik diantara seniman tiga kota tersebut. Selain itu, dalam pameran tersebut, diharapkan para seniman dapat mempresentasikan potensi daerah, melalui karya seni, dengan pendekatan yang sifatnya individualistik dengan perspektif, kreativitas, gaya, dan karakter masing-masing.
Untuk merespon undangan tersebut, Kelompok Pelukis Pinggiran mengadakan kerjasama dengan Management Pinggiran Art Exibition Tasikmalaya, untuk mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan pameran yang akan diikuti, termasuk di dalamnya memfasilitasi masalah akomodasi, transportasi dan publikasi kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, Managemen juga memfasilitasi kerjasama dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di Tasikmalaya, guna mendukung kelancaran dan kesuksesan kegiatan yang akan dilaksanakan. Salah satunya bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Tasikmalaya.
Kerja sama tersebut, merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam mengembangkan kegiatan kesenian di Tasikmalaya. Karena bagaimanapun juga, keberadaan seniman dan aktivitas yang dilakukannya, akan berpengaruh besar terhadap citra, eksistensi dan popularitas seniman dan daerah asal seniman itu sendiri.
Adapun Seniman Tasik yang akan ikut berpameran: Afrudin, Ahmad Supriono, Anang Rusmana, Aten Warus, Dede Wahyu (Dewa), Djoni Hartono, Fitri Gurnita Sari, Herman PG, Irfan, Jajang Purwanata, Lilis Rokhali Aten, Loeky Lukita, Nana Sutisna, Oyok ZK, Piyan Sopian, Soni Mandriana, Wildan M Ardiana, Yusa Widiana, dan Zulkarnaini.
Secara umum ke sembilan belas pelukis Tasik tersebut, mencoba menghadirkan karya lukis dengan tema yang beragam, dengan medium, teknik, ide dan interpretasi yang beragam pula. Dalam perspektif ini, para seniman berusaha untuk mengkomunikasikan hasil kreatifnya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, para seniman memiliki caranya sendiri-sendiri, karena wilayah penciptaan adalah private domain. Walaupun demikian, karya seni mereka tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya dinamika kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitar seniman itu berada. Dalam wilayah ini, para seniman telah mengembangkan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk dinyatakan. Selain itu, para seniman mempunyai ruang untuk mengembangkan interpretasi pribadinya dalam merespon fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melalui transformasi kreatif.
Dalam mentransformasikan ide dan gagasannya ke dalam karya, para seniman diharapkan mampu menjebatani apa yang ada dalam alam pikirannya menjadi karya yang dapat dipahami oleh masyarakat. Sehingga muatan pesan yang terkandung di dalamnya juga diapresiasi secara positif oleh masyarakat. Dengan demikian maka akan terjalin sebuah komunikasi timbal balik antara seniman dengan masyarakat. Walau demikian bukan berarti hal ini dimaksudkan untuk membuat keseragaman dalam berkarya, karena masing-masing seniman memiliki sudut pandang dan pendekatan yang berbeda-beda dalam mengolah materi dan gagasan seni. Selanjutnya diharapkan pula agar secara terus menerus para seniman melakukan eksplorasi dan gagasan seni yang orisinil, objektif, unik, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang lebih inovatif dan kreatif. Selamat berpameran!*** Sumber
Tidak ada komentar: