Ads Top

PUSKESMAS BOJONGGAMBIR DIDEMO WARGA


TASIK, (KP).-
Puskesmas Bojong­gam­bir Kabupaten Tasik­ma­laya kembali didemo ratusan warga yang kecewa terhadap pelayanan di pus­kes­mas tersebut, Senin (5/11). Aksi ini merupakan ak­si ke dua kalinya, pasca pada Jumat (2/11) lalu me­reka melakukan hal yang sama.
Masa yang diperkirakan mencapai seratus orang lebih ini mulai mendatangi Puskesmas Bojong­gam­bir sekitar pukul 08.00 WIB. Mereka meminta Ke­pala Puskesmas dan jaja­rannya untuk menjelaskan buruknya pelaya­nan di Pus­kesmas tersebut.
Aksi masa ini dipicu oleh kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di daerah Bojonggambir pada Jumat (2/11) siang lalu. Kala itu tiga orang mengalami luka serius dan harus segera mendapatkan pertolongan pertama.

Ironisnya, saat dibawa ke Puskesmas Bojong­gam­bir, ternyata tak ada orang sa­tu pun di tempat ini. Puskesmas pun kondisinya telah tutup, padahal saat itu masih pukul 14.00 siang. Sementara Puskes­mas Bojonggambir adalah puskesmas yang berstatus Dengan Tempat Perawatan (DPT). Dengan status ini, puskesmas harus buka 24 jam dan menyediakan fasilitas rawat inap.
Tapi gara-gara Puske­s­mas telah tutup, maka ke tiga pasien ini terpaksa harus dilarikan ke RSUD Tasikmalaya. Sayangnya, salah satu dari tiga pasien ini tak bisa bertahan. Ja­jang (35) yang lukanya paling parah, akhirnya me­ninggal di perjalanan.
Akibat kejadian ini, pihak keluarga dan warga Bojonggambir pun marah. Warga dan keluarga korban berunjukrasa dan meminta pertanggungjawaban dari Puskesmas. Menurut warga, tewasnya Jajang mungkin tidak akan terjadi jika pada saat itu langsung mendapat pela­yanan medis dari puskes­mas setempat.
"Coba lihat kini, gara-gara tidak segera mendapatkan pelayanan medis Jajang tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hal ini sangat membuat kami terpukul dan kecewa dengan pelayanan di puskesmas," jelas kerabat korban, Makin (50).

Ironisnya, masalah buruknya pelayanan Pus­kesmas Bojonggambir ini tak hanya terjadi sekali atau dua kali. Menurut war­ga, selama ini pelaya­nan di puskesmas tersebut memang sangat buruk. Warga sulit mendapatkan pelayanan kesehatan karena SDM-nya bekerja asal-asalan dan seenaknya.
Padahal dari status, Pus­kesmas Bojonggambir me­rupakan puskesmas ra­wat inap yang seharusnya ber­oprasi 24 jam penuh. Se­mentara kala itu pukul 14.00 WIB diketahui telah tutup, dengan perawat dan dokter yang tidak ada dit­empat.

Menanggapi aksi masya­rakat ini, sejumlah staf puskesmas langsung melakukan pertemuan dengan perwakilan masya­ra­kat. Hadir pula Camat Bo­jonggambir, H. Ii Ruhiat dan Kapolsek Bojong­gam­bir Iptu Budi Rahayu. Sa­yangnya Kepala Puskes­mas, Dodi, saat itu tidak ada di tempat karena se­dang di panggil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ta­sikmalaya. Akhirnya dari per­wakilan puskesmas ha­nya dihadiri oleh Bagian Kepala Tata Usaha, Dadang Ahmad Juanda.
Dalam pertemuan tersebut akhirnya melahirkan beberapa poin penting bagi oprasional pelayanan pus­kesmas. Diantaranya, pus­kesmas harus selalu buka selama 24 jam penuh, kinerja puskesmas kedepannya harus ditingkatkan, kualitas pelayanan kesehatan juga ditingkatkan serta seluruh jajaran stap puskesmas bekerja sesuai tupoksinya.

Semua kesepakatan ter­sebut dituangkan dalam kertas bermaterai dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Guna memantau berjalannya pelayanan puskesmas Bojonggambir yang baik, maka seterusnya ditinjau dan dipantau oleh semua pihak. Tidak hanya masyarakat tetapi juga p­i­hak kecamatan Bojong­gambir.
Bahkan jika nanti diketahui tidak ada perkembangan dan pelanan puskes­mas tetap buruk, maka ses­uai kesepakatan, staf yang ada di puskesmas harus siap mengundurkan diri atau dimutasi ke daerah lain. "Kita pun akan ikut memantau agar pelayanan puskesmas tetap maksimal sesuai harapan masyarakat dan perjanjian yang dibuatnya," jelas Camat.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr. Oki Zulkifli, mengakui akan buruknya pelayanan kesehatan di Puskesmas Bojonggambir. Me­nurut­nya, hal itu terjadi karena keterbatasan SDM, baik staf maupun tenaga medis.
Saat ini, kata dia, di Puskesmas Bojonggambir hanya ada satu orang dokter dan 3 perawat. Mereka hanya dibantu oleh 6 orang tenaga sukwan yang bertugas secara ship.
Atas kejadian itu, Oki me­ngaku telah menegur Kepala Puskesmas Bojong­gambir. Bahkan pada Senin (5/11), Oki telah memanggil Kepala Puskesmas Bo­jonggambir untuk dimintai keterangannya. Me­nurut Oki, pada hari Jumat itu Puskesmas sebenarnya te­tap buka. Namun ketika itu terjadi pergantian shif, sehingga terjadi keko­so­ngan petugas untuk sementara.
Untuk ke depannya Din­kes akan me­nambah tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Bojonggambir.
Sumber

1 komentar:

  1. Artikel yang menarik sekali........

    Jangan lupa juga kunjungi halaman ini
    http://mesinantrianmakingsolution.blogspot.co.id
    http://alatskpberkualitas.blogspot.co.id
    --------------------------
    IT Marketing
    PT Cendana Teknika Utama
    Aris Widyanto
    0813 1020 7780

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.