Tikar Mendong Khas Tasikmalaya
Bentuk tikar mendong yang dibuat pada lalu masih sederhana dan polos. Dalam perkembangannya, wujud tikar mendong mengalami banyak perbaikan, mulai dari penambahan motif hingga warna. Rumput-rumput mendong diwarnai dengan teknik celup sebelum dijalin menjadi anyaman.
Salah satu motif tradisional namun berkualitas bagus adalah Motif Mambo.
Menurut
pengrajinnya Bapak Aa Herman motif Mambo ini lebih apik pembuatannya,
dari cara pencelupan daun mendongnya, pengaturan ukuran
benang-benangnya, kekuatan benangnya sendiri, mengapa ? karena kalau
menggunakan benang yang sedikit rapuh.. hasilnya tidak akan 100% dan
waktu penganyamannya akan lebih lama. Berbeda dengan pembuatan
tikar-tikar yang djual kodian. Dari sisi harga jelas Motif Mambo ini
lebih tinggi dari harga yang kodian.
Dilihat dari sisi pemasarannya motif MAMBO ini tidak dijual melalui bakulinertasikmalaya.blogspot.comndar tetapi lebih perorangan... meski terkadang ditempat bandar juga tersedia tetapi stocknya tidak banyak.
Tikar Mendong Jenis ini dari segi kualitas tidak diragukan lagi, tahan lama, anyaman helai-helai mendongnya sangat apik, kuat, dan tidak kendor. Jauh sekali dengan tikar2 yang dijual dengan versi kodi.
Mengapa? karena penulis sendiri memakainya. ± 10 tahuna masih kuat.
Disini penulis sedikit kasih tip untuk anda yang mempunyai sesuatu yang terbuat dari anyaman (bambu, mendong,pandan atau yang sejenis) kecuali dari bahan plastik.
- Supaya awet jangan sekali-kali mencucinya, tapi cukup anda pakai lap kain sedikit basah, bersihkan yang kotornya saja.
- Tidak disimpan ditempat yang lembab, bila terlanjur, jemur sambil dibersihkan dg sikat cuci yang kering. tidak usah pakai air... dan jangan terlalu lama menjemurnya.
Tidak ada komentar: